Kamis, 06 Juni 2013

sastra


Kira-kira tiga hari yang lalu ada e-mail yang menanyakan kepada saya mengenai kedwibahasaan. Untuk itu dalam artikel singkat ini akan dibahas kembali kedwibahasaan dalam kacamata sosiolinguistik. Mudah-mudahan berguna.

A. Pengertian Kedwibahasaan
Menurut para pakar linguistik kedwibahasaan didefinisikan sebagai berikut:

1. Robert Lado (1964-214)
Kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya. Secara teknis pendapat ini mengacu pada pengetahuan dua bahasa, bagaimana tingkatnya, oleh seseorang.

2. MacKey (1956:155)
Kedwibahasaan adalah pemakaian yang bergantian dari dua bahasa.

3. Hartman dan Stork (1972:27)
Kedwibahasaan adalah pemakain dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat ujaran.

4. Bloomfield (1958:56)
Kedwibahasaan merupakan kemamouan untuk menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang penutur.

5. Haugen (1968:10)
Kedwibahasaan adalah tahu dua bahasa.

Jika diuraikan secara lebih umum maka maka pengertian kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara produktif maupun reseftif oleh seorang individu atau oleh masyarakat.

B. Tipologi kedwibahasaan

1. Menurut Weinreich (1953)
tipologi kedwibahasaan didasarkan pada derajat atau tingkat penguasaan seorang terhadap ketrampilan berbahasa. Maka Weinreich membagi kedwibahasaan menjadi tiga yaitu:

a. Kedwibahasaan Majemuk (compound bilingualism)
Kedwibahasaan majemuk adalah kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa salah satu bahasa lebih baik daripada kemampuan berbahasa bahasa yang lain.

b. Kedwibahasaan Koordinatif / sejajar.
Kedwibahasaan koordinatif/sejajar adalah kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa pemakaian dua bahasa sama-sama baik oleh seorang individu.

c. Kedwibahasaan Sub-ordinatif (kompleks)
Kedwibahasaan sub-ordinatif (kompleks) adalah kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa seorang individu pada saat memakai B1 sering memasukkan B2 atau sebaliknya.

2. Baeten Beardsmore (1985:22)
menambahkankan satu derajat lagi yaitu kedwibahasaan awal (inception bilingualism) yaitu kedwibahasan yang dimemiliki oleh seorang individu yang sedang dalam proses menguasai B2.

3. Menurut Pohl (dalam baetens Beardmore, 1985;5) tipologi bahasa lebih didasarkan pada status bahasa yang ada didalam masyarakat, maka Pohl membagi kedwibahasaan menjadi tiga tipe yaitu:
a. Kedwibahasaan Horisontal (horizontal bilingualism)
Merupakan situasi pemakaian dua bahasa yang berbeda tetapi masing-masing bahasa memiliki status yang sejajar baik dalam situasi resmi, kebudayaanmaupun dalam kehidupan keluarga dari kelompok pemakainya.

b. Kedwibahasaan Vertikal (vertical bilinguism)
Merupakan pemakaian dua bahasa apabila bahasa baku dan dialek, baik yang berhubungan ataupun terpisah, dimiliki oleh seorang penutur.

c. Kedwibahasaan Diagonal (diagonal bilingualism)
Merupakan pemakaian dua bahasa dialek atau atau tidak baku secara bersama-sama tetapi keduanya tidak memiliki hubungan secara genetik dengan bahasa baku yang dipakai oleh masyarakat itu.

4. Menurut Arsenan (dalam Baerdsmore, 1985)
tipe kedwibahasaan pada kemampuan berbahasa, maka ia mengklasifikasikan kedwibahasaan menjadi dua yaitu:

a. Kedwibahasaan produktif (productive bilingualism) atau kedwibahasaan aktif atau kedwibahasaan simetrik (symmetrical bilingualism) yaitu pemakaian dua bahasa oleh seorang individu tyerhadap seluruh aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)

b. Kedwibahasaan reseptif (reseptive bilingualism) atau kedwibahasaan pasif atau kedwibahasaan asimetrik (asymetrical bilingualism)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar